Travelling ke South Africa Selama Pandemic
So after months and months akhirnya ada kepikiran juga buat nulis blog ini dan sampilah saya di Afrika Selatan. Disini, saya coba bagi pengalaman bagaimana cara bepergian ke Afrika Selatan selama pandemic. FYI, saya berangkat ke Cape Town akhir bulan feb 2021.
Siapkan PCR Test
Jika semua dokumen udah lengkap, PCR test
adalah hal yang wajib. Waktu itu PCR test saya berbahasa Indonesia karena saya
test di aplikasi Halo Doc dan saya LUPA minta berbahasa inggris. Untungnya apapun
bahasanya hasilnya akan tetap sama, NEGATIF dan untungnya lagi Bahasa Indonesia
dan Bahasa inggris untuk NEGATIF itu sama ya. Nah, karena PCR Test saya
berbahas Indonesia, sempat ada masalah di Bandara Jakarta. Waktu itu saya pake
Qatar Airways dan crew nya tanyain apakah di south afrika mengharuskan PCR test
berbahasa inggris atau tidak. Dan untungnya lagi di website pemerinta afrika selatan
tidak disebutkan ketentuan Bahasa untuk PCR test. Crew nya juga bilang kalau di
website pemerintah mengharuskan PCR test berbahasa inggris, saya gak bisa
berangkat. Nah jadilah saya berangkat dengan sedikit drama karena mereka harus
ngecek dulu persyaratan ke South Africa. Anyway, dari Jakarta saya transit di
Qatar beberapa jam.
Saran: Gunakan PCR test berbahasa inggris.
JANGAN pake Bahasa Indonesia karena gak aman.
Pengecekan Visa
Setelah check in, saya ke bagian imigrasi.
Mereka bakalan tanya tanya soal tujuan kita, disana ngapain aja, sama siapa,
sudah ada tempat tinggal atau belum, dan berapa lama. Saya tunjikin visa saya.
Karena visa saya adalah visa pelajar, saya disuruh tunjukin LOA (Letter of
Acceptance) dari kampus. Setelah saya tunjukin, mereka ngebolehin saya untuk
lewat.
Saran: Siapakan semua informasi di negara tujuan.
Tempat tinggal, kerabat, dokumen perjalanan, surat penerimaan dari kampus (bagi
pelajar), surat keterangan diterima kerja dan dokumen pendukung lainnya tergantung
tujuan kita di negara tujuan. Saya juga harus tunjukin surat keterangan tempat
tinggal. Karena mereka gak mau lolosin kita kalau kita aja gak tau mau tinggal
dimana nantinya.
Transit di Qatar
Selama transit saya gak ditanyain lagi soal PCR
test. Untuk yang pertama kali naik pesawat, jika kita transit maka seluruh
bagasi tidak perlu dikpikirin lagi. Kita hanya perlu menunggu bagasi di negara
tujuan saja. Beberapa jam di Qatar, saya hanya perlu serahin tiket dan langsung
terbang ke cape town, sama sekali gak ditanyain soal PCR test dan Visa, hanya
tunjukin passport doang.
Di pesawat, semua wajib pake masker dan gak
boleh lepas sama sekali. Standard sih ya. Mereka juga nyediakan masker dan hand
sanitizer buat semua penumpang. Nanti bakalan dikasi kayak tas kecil yang
isinya peralatan dasar kesehatan. Asiknya pesawat gak penuh jadi bisa tidur terlentang
di kursi. Wkwkwk
Sampai di Cape Town
Sesampainya di Cape Town airport, semua penumpang
diwajibkan nunjukin passport, visa dan PCR test. Saya gak tau penumpang dari
negara lain itu pake PCR test berbahasa apa tapi untungnya PCR test saya
diterima karena hasil test yang bertanda NEGATIF itu dilingkari. Jadi pihak
imigrasi South Africa itu ngebaca hasilnya doang dan mereka ngijinin kita buat
lewat. Setelah itu mereka cek passport kita buat di scan. And that’s it, I
guess the immigration in Jakarta was more complicated that in Cape Town.
Saran: Ketahui SEMUA informasi yang ada di negara
tujuan. Perbanyak kunjungi website pemerintah negara tujuan dan baca semua
tentang ketentuan Covid-19. Beda negara tujuan akan beda regulasi. Sebelum landing
di Cape Town, akan ada formulir yang harus di isi oleh semua penumpang sebagai
data pemerintah setempat. Formulir ini berisi informasi dasar kita dan pertanyaan
seputar covid. Gampang kok, asal ngerti Bahasa inggris.
Buat yang mau tanya tanya, silahkan lempar di
kolom komentar. Sebisanya akan saya jawab. Semoga membantu
Komentar
Posting Komentar